PERAN KEPEMIMPINAN DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN KOTA DAN KESEIMBANGAN EKOSISTEM BERKELANJUTAN
Kata Kunci:
Kepemimpinan, Pembangunan Kota, Keseimbangan Ekosistem dan BerkelanjutanAbstrak
Memasuki paradigma baru pembangunan dalam era globalisasi beberapa kota di Indonesia bergerak sangat pesat. Namun kepesatan pembangunan fisik kota tersebut pada umumnya tidak disertai oleh daya dukung (carrying capacity) lahan yang memadai, sehingga sering terjadi pemanfaatan lahan yang tidak semestinya. Misalnya, lahan pertanian di pinggir kota yang sebenarnya masih potensial untuk aktivitas usaha tani, terpaksa di gunakan untuk membangun kompleks perumahan, pertokoan, industri atau infrastuktur kehidupan kota lainnya. Padahal jika lahan pertanian beralih fungsi ke nonpertanian, implikasinya akan sangat kompleks. Dari perspektif ekologi manusia (human ecology) misalnya, alih fungsi lahan pertanian bisa menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistim pertanian.
Peran Kepemimpinan dalam konteks pembangunan kota dan keseimbangan ekosistem berkelanjutan dapat efektif melalui tindakan nyata sebagai berikut bahwa kepemimpinan dalam pembangunan dapat berkelanjutan apabila tiga prinsip dasar dapat diterapkan dengan baik dan benar yaitu sosial kapital, paradigma shif, dan perkembangan organisasi. Kepemimpinan dalam pembangunan berkelanjutan dapat berhasil, maka perlu andanya reformasi organisasi atau reformasi birokrasi.
Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian sebagai akibat dari pesatnya pembangunan kota, membawa permasalahan yang sangat kompleks. Kompleksnya permasalahan alih fungsi lahan tersebut, antara lain bisa dijelaskan melalui perspektif ekologi manusia, yang mengembangkan proposisi teoritik adanya hubungan sistemik antara system sosial dengan ekosistem. Karena itu jika lahan pertanian beralih fungsi untuk aktivitas non pertanian, akan menyulitkan posisi petani dalam mentransformasikan energi, materi, dan informasi dari sistim sosial ke ekosistem dan begitu pula sebaliknya. Sektor industri atau sektor informal perkotaan tidak selalu mampu menampung luberan energi dari sektor pertanian, yang sebenarnya cukup tersedia. Karena itu jika penyaluran energi dipaksakan, kemungkinan justeru akan menimbulkan entropi energi.
Referensi
A.Mappadjantji Amien, (2005). Kemandirian Lokal (Konsep Pembangunan, Organisasi dan Pendidikan Dari Perspektif Sains Baru). Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Cunningham, 2008, Principles of Environmental Science, Inquiry & Applications, Penerbit : Mc Graw Hill Higher Education.
Salean, 2016, Pengaruh Konversi Lahan Dan Lahan Kritis Terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan, Penerbit: Jurnal Ilmiah Plano Krisna.
David Fred R, 2005, Strageic Management Concepts and Cases, Penerbit: Pearson Prentice Hall.
Enger Eldon D and Bradley F.Smit, 2008, Environmental Science, A Study of Interrelationships. Penerbit : Mc Graw Hill International Edition.
Gordon Judith R, 1993, A Diagnostic Approach To Organizational Behavior, Penerbit : Allyn and Bacon.
Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup (1996). Agenda 21 Indonesia.
Komisi Dunia Untuk Lingkungan dan Pembangunan, (1988). Hari Depan Kita Bersama, Penerbit : PT. Gramedia, Jakarta.
Kompas, 30 Oktober 2007, Halaman 25, Kolom 1, Jakarta.
Kompas, 2 November 2007, Halaman 52, Kolom 3, Jakarta.
Murdiyarso Daniel, 2007, Protokol Kyoto, Penerbit : Kompas Jakarta.
Radi A Gany, (2002). Menyongsong Abad Baru dengan Pendekatan Pembangunan Berbasis Kemandirian Lokal. Penerbit : Hasanudin University Press, Edisi Revisi, Makasar.
Robbins Stephen P, 2009, Organizational Behavior, Penerbit : Pearson Prentice Hall.
Soerjani. M, (1999). Kepedulian Masa Depan. Penerbit : Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan, Jakarta.
(2006). Lingkungan Hidup. Penerbit : Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan, Jakarta.
Sunoto, (2007). Materi Kuliah Konsep Pembangunan Berkelanjutan, Program Doktor Manajemen Lingkungan – UNJ, Jakarta.
Setiawan Bobi, Dwita Hadi Rohmi, 2008, Kota Ekologis, Penerbit : Kementrian Lingkungan Hidup RI.
Cahjati Budhy Sugijanto Soegijoko, (2005). Pembangunan Kota Indonesia dalam Abad 21 Buku ke 1 dan ke 2. Penerbit : Urban and Regional Development Institute (Urdi) dan Yayasan Sugijanto Soegijoko, Bandung.
Urban Task Force (2002) Towards an Urban Renaissance: Final Report of the Urban Task Force Chaired by Lord Rogers of Riverside, the Department of the Environment, Transport, and Regions (DoE), London.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Deevia Archana
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.