ANALISIS KETERSEDIAAN PELAYANAN FASILITAS KESEHATAN MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 DI KABUPATEN BEKASI
Kata Kunci:
Analisis Korelasi, Covid-19, Fasilitas KesehatanAbstrak
Corona Virus Disease (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang diperkirakan berasal dari pasar hewan di Laut Cina Selatan Wuhan. Karena proses infeksi yang cepat pada tanggal 11 Maret WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Munculnya permasalahan yang di sebabkan oleh Covid-19 seperti meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Bekasi mengakibatkan ketersediaan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit menjadi terbatas sehingga terjadi overkapasitas rumah sakit di Kabupaten Bekasi. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah teridentifikasi tingkat persebaran Virus Covid-19 di Kabupaten Bekasi, teridentifikasi tingkat ketersediaan pelayanan fasilitas kesehatan (Rumah Sakit Rujukan Covid-19) di Kabupaten Bekasi dan memberikan alternatif pemecahan masalah terkait ketersediaan pelayanan fasilitas kesehatan di Kabupaten Bekasi dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Metode Analisis yang digunakan dalam Analisis Kolerasi, Analisis Rasio Rumah Sakit untuk mengetahui ketesediaan rumah sakit yang ada di Kabupaten Bekasi dan Analisis Buffer untuk jangkauan pelayanan fasilitas kesehatan di Kabupaten Bekasi. Dari Analisis Korelasi didapatkan Hubungan antara Jumlah Penduduk (X1) dengan Positif Covid-19 (Y) sebesar 0,915 artinya terdapat hubungan korelasi sangat kuat. Hubungan antara Jumlah Fasilitas Transportasi (X2) dengan Positif Covid-19 (Y) sebesar 0,696 artinya terdapat hubungan korelasi kuat. Hubungan antara kedua variabel bersifat positif atau dengan kata lain semakin meningkatnya Jumlah Penduduk dan Jumlah Fasilitas Transportasi maka akan meningkat pula kasus Jumlah Positif Covid-19. Tingkat persebaran Covid-19 tertinggi berdasarkan kasus harian di Kabupaten Bekasi yaitu terdapat di Kecamatan Cikarang Selatan dengan jumlah 578 kasus dan nilai persentase 0,357%. Hal itu disebabkan oleh jumlah penduduk tinggi, kawasan industri terluas dan fasilitas transportasi keluar masuk lebih banyak mengakibatkan resiko penularan Virus Covid-19 semakin tinggi. Identifikasi tingkat ketersediaan rumah sakit rujukan Covid-19 berdasarkan ketersediaan Bed Occupancy Ratio (BOR) tertinggi yaitu Kecamatan Cibarusah, Tambun Utara, Sukatani dan Cabangbungin yang memiliki Bed Occupancy Ratio (BOR) tinggi yaitu 18,18% - 58,06%. Hal itu disebabkan oleh rendahnya kasus Positif Covid-19 sehingga rendahnya keterisian ruang isolasi rumah sakit Covid-19 di kecamatan tersebut. Hasil dari Analisis Rasio Rumah Sakit didapatkan kecamatan dengan ratio tinggi yaitu Kecamatan Cikarang Utara dengan ratio 0,47 dan Kecamatan Cabangbungin dengan ratio 0,56. Hasil dari Analisis Buffer yaitu Kecamatan yang memiliki pelayanan kesehatannya terpenuhi berdasarkan radius pencapainnya yaitu Kecamatan Cikarang Selatan, Cikarang Barat, Cikarang Utara dan Tambun Selatan. Hal itu disebabkan oleh tingginya jumlah kasus Positif Covid-19 sehingga pemerintah memperbanyak rumah sakit di kecamatan tersebut. Untuk itu saran dari penulis adalah Membuat Team Petugas Protokol Kesehatan Covid-19 pada daerah yang memiliki kasus tinggi Covid-19 dan pada jalur keluar masuk wilayah serta pada titik fasilitas transportasi publik seperti Terminal Bus dan Stasiun Kereta Api. Penambahan fasilitas kesehatan rumah sakit rujukan Covid-19 pada kecamatan yang memiliki jumlah Positif Covid-19 dan kecamatan yang tidak terjangkau oleh rumah sakit rujukan Covid-19. Menyediakan ruang isolasi terpusat seperti di beberapa Hotel dan memaksimalkan pemanfaatan gedung-gedung di Kawasan Stadion Wibawa Mukti. Untuk Kebijakan Tata Ruang kedepan, lebih di lengkapi dengan fasilitas kesehatan pada tingkat kelurahan/kecamatan sebagai antisipasi ketahanan kota dan menerapkan konsep Smart Health City.