ANALISIS KORIDOR JALUR PEJALAN KAKI DI JALAN KH. MAS MANSYUR DARI STASIUN KARET SAMPAI CITYWALK SUDIRMAN JAKARTA PUSAT BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNA

Penulis

  • Semmuel Th Salean Universitas Krisnadwipayana
  • Amri Jonatan Sinaga Universitas Krisnadwipayana

Kata Kunci:

Pejalan Kaki, Trotoar, Walkability, Jalan KH. Mas Mansyur Jakarta Pusat

Abstrak

Jalan KH. Mas Mansyur (dari Stasiun Karet sampai Citywalk Sudirman) Jakarta Pusat memiliki peran yang sangat penting dalam mengintegrasikan berbagai berbagai pusat-pusat kegiatan yang ada disekitarnya, seperti: Kawasan perkantoran, permukiman, pendidikan, perdagangan dan jasa. Dengan panjang jalan yang tidak begitu panjang, akses antar fungsi bangunan yang berada di sepanjang Jalan KH. Mas Mansyur (dari Stasiun Karet sampai Citywalk Sudirman) Jakarta Pusat dapat ditempuh dengan berjalan kaki 5-15 menit. Namun pada kenyataannya, jalan dikoridor ini tidak memiliki kualitas trotoar yang memadai bagi pejalan kaki. Trotoar disepanjang Jalan KH. Mas Mansyur (dari Stasiun Karet sampai Citywalk Sudirman) Jakarta pusat ada yang terputus dengan berbagai gangguan bagi pejalan kaki dengan berbagai permasalahan yang ada. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah melihat bagaimana kondisi fisik jalur pejalan kaki di koridor tersebut, bagaimana karakteristik pengguna jalur pejalan kaki, dan  persepsi pejalan kaki terhadap kualitas kondisi fisik trotoar di koridor ini berdasarkan studi walkability.

Referensi

Al Karim, Malik, (2019): Analisis Fisik Penggunaan Jalur Pedestrian Sebagai Fasilitas Publik (Studi Kasus: Jalur Pedestrian di Penggal Jalan Pengeran Diponegoro, Kenari, Senen, Jakarta Pusat), Jurnal Planologi, Vol. 16, No. 1.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Fankel, J. & Wallen, N. (1993). How to Design and Evaluate research in Education, (second edition). New York: McGraw-Hill Inc.

Iswanto, Danoe. (2006): Pengaruh Elemen-Elemen Pelengkap Jalur Pedestrian Terhadap Kenyamanan Pejalan Kaki (Studi Kasus: Penggal Jalan Pandanaran, Dimulai dari Jalan Randusari Hingga Kawasan Tugu Muda), Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman, 5(1),21-29.

Krambeck, Holly Virginia. (2006): The Global Walkability Index, Massachusetts Institute of Technology. Dept. of Urban Studies and Planning.

Leather, dkk. (2011): Walkability and Pedestrian Facilities in Asian Cities State and Issues. Asian Development Bank.

Likert, Rensis (1932): “A Technique for the Measurement of Attitudes”, Archives of Psychology, 140: 1-55.

Rian F, Petrus N. (2011). Walkability dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa untuk Berjalan Kaki pada Pusat Pendidikan Tinggi Jawa Barat di Jatinagor. Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB.

Saryono, (2010): Metode Penelitian Kualitatif. PT. Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. (2007): Statistika Untuk Penelitian, Penerbit CV. Alfabeta.

Sukmarini, Siddiq, 2016. Penataan Ruang Koridor Jalan Jatiwaringin Raya Pondok Gede Kota Bekasi. Jurnal Ilmiah Plano Krisna.

Sutaryo, Nasrudin, 2018. Analisis Pelanggaran Intensitas Pemanfaatan Ruang Pada Koridor Jalan Jatiwaringin. Jurnal Ilmiah Plano Krisna.

BPS, (2019): Kota Jakarta Pusat dalam Angka. Badan Pusat Statistik DKI Jakarta.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03 Tahun 2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan.

Unduhan

Diterbitkan

2024-03-26