Arahan Pemanfaatan Lahan Permukiman Di Kawasan Rawan Bencana Longsor (Studi Kasus : Di Kabupaten Banjarnegara)
Kata Kunci:
longsor, mitigasi, bencanaAbstrak
Penelitian ini dilakukan pada Kawasan Utara Kabupaten Banjarnegara, menggunakan metode analisis kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan software ArcGIS yaitu dengan melakukan analisis indeks ancaman bahaya longsor, indeks kerentanan bahaya longsor, kemampuan lahan, kesesuaian lahan permukiman, proyeksi kebutuhan lahan permukiman. Hasil penelitian ditemukan tingkat ancaman bahaya tanah longsor rendah, sedang dan tinggi dengan total luas kelas bahaya longsor tinggi 5.576 Ha, luas bahaya sedang 5.245 Ha dan luas bahaya rendah 17.238 Ha. Tingkat kerentanan terhadap bahaya tanah longsor memiliki tingkat kerentanan rendah, sedang dan tinggi dengan total luas 5.871Ha untuk kerentanan rendah, 4.815,7 untuk kerentanan sedang dan 133,6 Ha untuk kerentanan tinggi. sedangkan potensial jiwa terpapar bahaya tanah longsor 21.763 jiwa, potensial kerugian fisik Rp116.600.000.000,-, potensi kerugian ekonomi Rp.19.602.528.251.924,-, dan potensi kerugian lingkungan dengan total luas 8.198 Ha. Kemampuan lahan pada wilayah utara Kabupaten Banjarnegara memiliki kelas Zona kemampuan pengembangan sedang dengan luas 4.689 Ha dan kemempuan pengembangan cukup dengan luas 33.695 Ha. Kesesuaian Lahan Permukiman memiliki katagori sangat sesuai sebesar 1.482 Ha (4%), katagori sesuai seluas 16.576 Ha (43%), katagori kurang sesuai seluas 19.454 Ha (51%), dan katagori tidak sesuai seluas 871 Ha (2%). Proyeksi kebutuhan lahan permukiman pada tahun 2040 didapati kebutuhan lahan permukiman dengan total luas 1.574 Ha dan berdasarkan hasil analisis arahan pemanfaatan lahan pengembangan permukiman di kawasan utara Kabupaten Banjarnegara memiliki luas total 5.790 Ha, dengan tingkat kesesuaian dengan rencana pola ruang permukiman dengan katagori SESUAI seluas 1.263 Ha (52%) dan katagori tidak sesuai seluas 1.181 Ha (48%). Arahan mitigasi bencana longsor untuk kawasan permukiman yang berada di dalam Zona Rawan Bencana (ZRB) longsor yaitu untuk relokasi didapati sebesar 10 Ha (2%), arahan proteksi kawasan sebesar 132 Ha (23%) dan arahan adaptasi sebesar 436 Ha (75%). Berdasarkan hasil analisis arahan pemanfaatan lahan permukiman di wilayah utara Kabupaten Banjarnegara masih mencukupi dengan ketersediaan lahan surplus sebesar 4.216 Ha.
Referensi
Modul Terapan, Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik & Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/Prt/M/2007.
Modul Teknis Penyusunan Kajian Risiko Bencana Tanah Longsor (2019), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Histori Kejadian Bencana Longsor (2014), Data Informasi Bencana Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (https://dibi.bnpb.go.id/)
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 tahun 2012 Tentang Pedoman umum pengkajian risiko bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
UU No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Petley, D. N. (2010). On the impact of climate change and population growth on the occurrence of fatal landslides in South, East and SE Asia. Quarterly Journal of Engineering Geology and Hydrogeology, 43(4), 487-496.
Naryanto, H. S. (2017) Analisis Kejadian Bencana Tanah Longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah Tanggal 12 Desember 2014
Sulistyo, B. (2016). Peranan sistem informasi geografis dalam mitigasi bencana tanah longsor. In Presntasi Seminar Nasional Mitigasi Bencana Dalam Perencanaan Pengembangan Wilayah, Maret Bengkulu.
Taufiqurrahman.(2015). Evaluasi Kesesuaian Lahan Permukiman di Pesisir Kota Pekalongan, Universitas Diponegoro Semarang
Warnadi, W. (2014). Inventarisasi Daerah Rawan Longsor Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah. SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, 12(2), 35-45.
Susanti, P. D., Miardini, A., & Harjadi, B. (2017). Analisis kerentanan tanah longsor sebagai dasar mitigasi di kabupaten banjarnegara (vulnerability analysis as a basic for landslide mitigation in banjarnegara regency). Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Management Research), 1(1), 49-59.
Permana, D. P., Suprayogi, A., & Prasetyo, Y. (2017). Identifikasi kesesuaian lahan untuk relokasi permukiman menggunakan sistem informasi geografis (studi kasus: Kabupaten Banjarnegara). Jurnal Geodesi Undip, 6(4), 391-401.
Zefri, Asiatin, S., Utomo, K., Y. 2022. Integration of Spatial Data With Land Using Geographic Information System (GIS) Model (Case Studi in The Ministry of National Land Agency). The 2nd The 2nd Geography International Conference.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 gigit pratama, susetya herawati
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.